Thursday, February 18, 2010

miss my Bali...

hari ini saya sedikit penat. Entah kenapa, kalau boleh berkata jujur, saya tidak suka tinggal di jakarta. kalau bukan karena cintanya saya kepada partner saya, mungkin saya akan tetap bertahan hidup di Bali walau masa depan kelihatan seperti senin kemis.

jakarta mematikan kreatifitas saya, saya jadi tidak produktif lagi untuk menulis seperti kebiasaan saya dulu. saya jadi kehilangan semangat membaca, jangankan menulis, untuk membaca sehalaman atau dua halaman buku saja, biasanya saya sudah ketiduran. capek pikiran dan badan menjadi halangan otak kiri saya untuk bisa leluasa bekerja sebagaimana kemampuannya untuk lebih kreatif dari otak kanan yang suka rutinitas.

saya suka bali. saya suka udara pagi yang saya hirup ketika saya membuka jendela. berjalan kaki atau bersepeda ke kantor sambil senyum sana sini kepada pecalang dan si mbo penjual nasi jinggo menjadi kesenangan saya. sapaan ramah yang rasanya tak terbeli dengan uang, di jakarta yang penuh kecurigaan.

bukannya saya tidak menemukan hiburan di jakarta, kalau mau dihitung dengan jari, banyak sekali. mulai dari yang berbau hedonis sampai hiburan rakyat pinggiran. tapi itu bukan saya. saya suka pantai...jakarta hampir bisa di katakan tidak ada pantai. kalau adapun kotor...dengan resiko gatal kalo maksa juga buat berenang. saya suka berenang, tapi untuk berenang ke kolam renang di sebuah mal besar tidak jauh dari rumah saya,membutuhkan 30 menit duduk di atas motor, dan entah berapa kali umpatan yang keluar dari mulut karena tidak ada yang tau bersopan santun berkendaraan di kota yang bising ini. ketika sampai dirumah kembali pun, keriaan saya sehabis berenang sudah tertelan jalan raya pulang.

naik motor adalah alternatif pengganti kebosanan saya duduk di jok blakang taxi. macet yang sudah tidak rasional membuat saya kadang berpikir saya bisa mati jiwa sebelum saya tiba di tempat meeting.

saya suka ke pantai di hari sabtu, saya suka bersenda gurau di hari minggu menikmati jalan setapak di pinggiran sawah di ubud nan damai.dimana kehidupan serasa hidup, berjiwa. tidak muka muka capek di bus angkutan kota, atau muka tidak menyenangkan para pengendara motor yang disalip atau yang menyalip, bukan juga muka tante tante atau abege yang berpakaian seronok di mal mal.muka muka palsu.

memang untuk hidup, jarang sekali kita bisa untuk memilih, kalo bisa pun tak jarang pilihan nya sedikit hehehe. i am happy....with my baby here. let say untuk sementara kami berdua mati suri, zombie berjalan untuk memenuhi kebutuhan hidup. tidak lama...harapan saya....kami bisa pindah, ke tempat di mana kami bisa hidup dengan jiwa...dengan rasa....mungkin Bali itupun nanti kalau tidak berubah seperti jakarta.

No comments: